search in the blog

Translate

Jumat, 27 November 2020

Pengalaman Jalan-Jalan ke Bangka Belitung - Edisi ke Bangka (3)

   

Sabtu, 7 November 2020
Start from Pangkal Pinang, Berbekal Google Maps and then the journey began! Perjalanan di tempuh dengan lancar namun kami beberapa kali tersesat! Hihihi. Tidak ada penunjuk arah maupun papan tulisan wisatanya. Memang destinasi kali ini bisa dibilang masih “baru”. Tersesat beberapa kali, dan bertanya ke beberapa orang. Keramahan Indonesia memang benar adanya bung. Walaupun adanya keterbatasan karena perbedaan logat bicara & bahasa daerah.

Menurut mas-mas yang sedang memakirkan motornya dan ibu-ibu yang sedang duduk-duduk depan rumahnya. Katanya kita memang salah arah dan cukup jauh juga. Aih! Padahal menurut google maps tadi saat di persimpangan belok kanan, ternyata harusnya lurus.
Balik lagi lalu bertanya ke penjual pisang molen yang akhirnya kita beli molennya dan enak, ternyata memang lurus.
Setelahnya ,google maps mengharuskan untuk belok kanan, beruntunglah setelah bertemu penduduk sekitar ternyata harusnya bukan belok kanan. Akhirnya mobil kita mundur karena gak bisa belok (jalan setapak).
Sudah mulai ada tanda-tanda bertuliskan Hutan Pelawan. Wah sempat baca di ulasan google sih! Yang memilih jalur melalui Hutan Pelawan daripada mengikuti arahan google maps. Nanya lagi, ke petugas wisata Hutan Pelawan dan katanya bisa lurus terus. Oiya usut punya usut, setelah baca lagi ulasan google, banyak juga yang tersesat dan katanya arahan google maps itu salah. Hehe. Walaupun google maps adalah sahabat baikku saat berwisata, alangkah baiknya juga baca baca ulasan yang ada, dan tanya-tanya orang sekitar ya ^^
Finally. Sampai juga di Gurun dan Danau Pelawan Namang yang saat itu hanya ada kami bertiga. Terkesima dengan pesonanya, sampai lupa dengan teriknya matahari. Foto-foto dulu sebelum ngebolang lebih jauh lagi. Sebelum turun ke hamparan gurun nya, rasanya berasa bakal harus jalan jauh. Eh ternyata saat dijalani gak kerasa. 
Gundukan batuan gurun cukup licin jadi alangkah baiknya untuk memakai sepatu ya. Hati-hati gak lucu kan kalau tergelincir. Kalo ngelangkah menuruni bebatuan ini harus yakin, gaboleh ragu-ragu. Karna pas ragu-ragu malah semakin besar peluang terperosoknya hahaha (pengalaman).
Jangan lupa pakai sunblock/sunscreen! Kalau bisa juga pakai topi untuk melindungi dari sengatan matahari.  
Kami menuju ke balik "bukit gundukan pasirnya" dan disanalah ada danaunya. Dari kejauhan sempat ngeliat juga ada 2 orang yang sedang "nambang" secara konvensional. Disinilah kami berfoto ria (lagi) karena disini batuan gurunnya sangat bagus sekali. .

Lanjut setelah puas di destinasi Gurun Pelawan saatnya ke next destination! Rencananya sih pengen singgah ke Hutan Pelawan biar sekalian tahu. Sayangnya tidak rezeki karena saat itu jam hampir menunjukkan jam 1. Aku ada acara fakultas online melalui zoom, adikku dan temannya cipa ada kelas kuliah pakar juga melalui zoom. Di takutkan tak ada sinyal disana. Sempat beli gorengan dan molen sebagai cemilan karena sudah kelaparan akhirnya mobil mulai melaju ke Danau Kaolin

Namunn... ada kisah lucu dibaliknya. Apesnya, kuliah online mereka diharuskan untuk on cam hehehe. Lalu segera cari rumah makan gak ketemu, akhirnya singgah di musholla SPBU HAHAHA. Biar background belakangnya tembok gitu. Berada disana panas juga bung, keringat sampe ngucur. Mau di mobil aja ntar boros bensin. Akhirnya kuliahnya selesai sampai jam 14.45 dan langsung gas ke Danau Kaolin. 
Di perjalanannya kami sudah disuguhkan berbagai pemandangan indah seperti perbukitan, bentangan lautan dengan gradasi hijau biru serta hamparan ilalang yang kata anak instagram sih “instagrammable”.
Tak terasa waktu berlalu,akhirnya kami sampai ke tempat tujuan. Tiket masuknya sangat terjangkau.

Danau Kaolin Bangka / Kolong Biru Nibung - Koba nan mempesona yang terlahir dari sebuah tragedi.
Danau ini merupakan lahan bekas tambang timah. Nampaknya alam selalu punya cara healing sendiri, “bermetamorfosis” menjadi destinasi yang membuat setiap orang terpukau.
Danau berwarna tosca disisi kiri dan danau berwana biru cerah di sisi kanan yang di kelilingi gundukan gundukan endapan mineral putih. Tak lupa, untuk mengabadikan setiap sudutnya. Yah walaupun ku tak pandai fotografi, tapi tanganku reflek untuk tetap mengambil berbagai jepretan foto. 
Untuk danau yang berwarna tosca di jadikan danau "Sepeda bebek-bebek an". 
Banyak spot-spot foto dan tulisan unik di danau ini. 
Btw keindahan danau ini juga dipengaruhi oleh pantulan sinar matahari yang ada , jadi waktu terbaik untuk kesini adalah siang hingga sore hari. Saran yang sama untuk menggunakan sepatu supaya lebih mantap dalam melangkahkan kaki hihi.
Fasilitas seperti rumah makan, toilet dan musholla juga tersedia. 
Makanan dan minuman yang dijual juga tidak terlalu mahal. Tidak memanfaatkan " oh ini tempat wisata". Seperti Thai tea yang kupesan, cukup merogoh kocek sebesar Rp. 10.000 saja. 
Semakin sore semakin banyak yang datang, karena sudah tidak panas. 

Menurutku, mengunjungi tempat ini merupakan pengalaman berharga dan meninggalkan kesan yang tak terlupakan. Yang lagi ke Pulau Bangka, aku sangat merekomendasikan untuk menyempatkan waktu kesini.

Jumat, 13 November 2020

Pengalaman Jalan-Jalan ke Bangka Belitung - Edisi di Pulau Bangka (2)

 Postingan ini berhubungan dengan artikel sebelumnya ya~ yang belum baca, bisa klik link  ini : Pengalaman Jalan-Jalan ke Bangka Belitung - Edisi di Pulau Bangka (1)

Jumat, 30 Oktober 

Selama hampir 2 minggu di Bangka Belitung, aku 2x berkunjung ke Pantai Pasir Padi. Pantai ini berada dekat dengan pusat Kota Pangkal Pinang. Pantai ini sangat cocok juga dikunjungi untuk anak-anak karena ombaknya yang cukup bersahabat. 
Pantai ini sangat unik sekali. Sesuai nama nya pasir padi. pasirnya bukan pasir pantai seperti kebanyakan pantai. Tapi berupa kumpuluan bebatuan dan kulit kulit kerang kecil. Cantik sekali. 
Detail nya jika di foto dari dekat, benar benar kumpulan kulit cangkang kerang :

Fyi pantai pasir padi ini dangkal. Pantai ini juga  tidak berombak karena ada pembatas batu pemecah ombak dari kejauhan. Air laut dipantai ini tidak "lengket" seperti kebanyakan pantai. Setelah dicicip (iseng karena kepo) ternyata air dipantai ini tidak terlalu asin dibanding air laut biasanya. Oalah ternyata!
 
Sore hari terlihat ramai sekali. Banyak yang bersantai sekedar nongkrong di warung, atau menggelar tikar, bermain pasir dan nyebur ke air. Ku lihat banyak juga yang memancing lho! Oiya di kawasan pantai ini juga ada beberapa rumah makan dan restoran, namun kebetulan aku tidak kesana. Selama disana, banyak beberapa pedagang yang menjajakan barang dagangannya. Ngemil ngemil kenyang juga hahaha. 
Kami berada disana hingga menjelang matahari terbenam. Lalu jengjeng! terlihat ada penyu yang sedang menuju ke daratan. Seperti sedang menunggu daratan sepi dari manusia. 

Menunggu sunset dan ternyata pantai ini tak menghadap barat jadi ga kedapatan "momen matahari tenggelamnya" hanya berupa pantulan cahayanya yang semakin lama memudar. Setelah googling-googling ternyata memang pantai ini memiliki spot sunrise yang indah! PANTESAN! 
kan berlawanan arah hihihi. Kalau ngeliat matahari tenggelam di timur malah ngeri kan.


Sabtu, 31 Oktober

Saatnya ke Bangka Botanical Garden (BBG), terletak dekat dengan Pantai Pasir Padi juga lho!

Bangka Botanical Garden (BBG) merupakan destinasi agrowisata di Kota Pangkal Pinang. Dulu nya ini merupakan tanah terbengkalai lalu disulap menjadi lahan yang produktif seperti sekarang ini. Yah, dulunya ada kisah miris dibaliknya.  Dulunya Tempat ini  merupakan tambang timah dan lahan kritis berupa lahan gambut dan berpasir. beberapa bagian lahan di wilayah ini mengalami kerusakan karena aktivitas pertambangan timah. Lalu PT Dona Kembara Jaya, sebuah perusahaan pertambangan timah melakukan gerakan pemulihan lahan tambang di kawasan Ketapang, Kota Pangkalpinang.

Kini tempat ini menjadi lahan pengembangan holtikultura, peternakan, penyediaan bibit dan pakan ternak. 

Tanah merah dengan suasana asri oleh rimbunnya pepohonan cemara. Seperti Nami Island ? Tapi  menurutku Nami Island di Korea sih lewat hehehe. Spot foto dengan deretan pepohonan menjadi primadona pengunjung yang datang. Ada banyak sekali kolam ikan. Kami sempat berhenti lalu beristirahat sejenak di salahsatu pondok pendopo di pinggir kolam. Biaya sewa Rp.50.000  dan sudah disediakan tikar. Sangat cocok untuk bersantai sambil piknik. Lihat ikan dan memberinya makan. Oiya! bisa kasih makan juga lho. Makanan ikannya dijual Rp.5000/Sachet plastik. 

Sayang entah kenapa saat berkunjung kawasan menuju peternakan dan perkebunannya sedang ditutup (Mungkin sepi karena saat pandemi), jadilah kami hanya menikmati suasana keasrian dan ketenangan sekitar kolam. Lanjut sebelum pulang, jangan lupa untuk membeli susu sapi BBG ya! 

Sebelum pergi beli susu BBG, lalu menikmati nya di pantai Pasir Padi hihihi.

Lanjut, rasanya sudah lelah setelah mengunjungi berbagai tempat. Saat nya untuk mengisi kembali energi yang sudah terkuras hehehe. Wisata kuliner! kali ini kami menuju ke Babel Bhay Park tepatnya di samping kantor Polda Bangka Belitung. Beginilah Polda Kepulauan Bangka Belitung menyulap lahan bekas tambang timah dan tanah kosong menjadi taman menyenangkan. 
Kita ke Lempah Kuning Lily khas Toboali dengan bumbu tumbuk. Berlokasi di taman Babel Bhay Park ini. Terus saja sampai ke belakang didekat kolam!
Makan-makan outdoor dengan pepohonan rindang dan angin sepoi sepoi, cozy banget sih. Lempah kuning ternyata mirip dengan pindang (?) cuma warna nya kuning dan rempah-rempahnya lebih kuat. Seingatku di menu ada lempah kuning kepala ikan, badan ikan, cumi dan udang. Aku memilih cumi karena selama ini makan pindang selalu pindang ikan. Sedangkan yang lainnya memilih lempah kuning ikan. Makanan datang ~ wah tampilannya sangat menggoda dan membangkitkan selera makan. 
Coba cicip punya lempah kuning ikan punya adik dan aku merasa kepedesan, hehe. Beruntung ketika punyaku datang ternyata kuah lempah kuningnya tidak terlalu pedas dengan yang pertama ku cicip! wah rezeki banget ! 

Harganya murah dan porsinya juga banyak ~ Makan seafood dengan semurah ini sangat wow sekali. Yah, walaupun menurutku porsi nya banyak ujung ujungnya habis juga sih. 
Btw di foto terlihat sedikit, padahal nyatanya mangkuknya cukup besar dan cuminya tak terlihat karena di dalam kuah.                
Sempat bertanya sayur apa yang sedang tersedia. Ternyata ada sayur kucai! Wah makanan unik dan khas lagi nih! setauku tanaman kucai merupakan tanaman obat. Ternyata disini dimasak sayur. Rasanya juga mantap cocok dilidah.

Minggu, 1 November dan Senin, 2 November
Kebetulan tidak kemana mana hehehe, sekedar jalan jalan di Kota Pangkal Pinang saja dan kebetulan senin full kuliah online serta persiapan untuk ke Belitung di hari Selasa ~

Nantikan postingan postingan selanjutnya yaa~ masih ada Pengalaman ke Belitung dan Trip 1 hari Bangka (Gurun Pelawan Namang dan Danau Kaolin) 
See u and thank you ^^ 

Kamis, 12 November 2020

Pengalaman Jalan-Jalan ke Bangka Belitung - Edisi di Pulau Bangka (1)

Mumpung ada libur selama Rabu-Minggu di akhir bulan Oktober 2020, aku menyempatkan diri ke Pulau Bangka lalu Belitung di awal November. Terbang ke Pangkal Pinang/Bangka (PGK) pada hari Rabu, lalu di lanjutkan dengan Penerbangan ke Tanjung Pandan / Belitung pada hari Selasa depannya.

Sangat banyak sekali tempat wisata di Bangka Belitung ini lho.
Oiya! Jangan lupa sebelum berkunjung alangkah baiknya untuk googling-googling tempat wisatanya, tempat menarik yang dikunjungi, serta makanan/rumah makan yang khasnya ya! 

Rabu - 28 Oktober
Perjalanan ke Pangkal Pinang dengan pesawat. Kesan pertama ketika menginjakkan kaki ke tanah Bangka, wah sangat excited sekali. Arsitektur, desain exterior serta interior bandaranya sangat modern. Setelah sampai di kedatangan, aku melihat berbagai foto besar tempat wisata yang ada di Bangka. Wah banyak sekali, dan membuatku semakin tertarik untuk mengunjunginya.  
Selama di perjalanan di Kota Pangkal Pinang, aku melihat berbagai jenis rumah ibadah. Banyak kelenteng! tidak hanya kelenteng, ada juga gereja, pura, vihara dan masjid. Coba perhatikan rata-rata masjid di Bangka terutama di Kota Pangkal Pinang berwarna hijau lho! unik bukan. Musholla yang berada di tempat umum juga memiliki dinding yang di cat hijau.
Karena perjalanan sudah seharian, kami memutuskan untuk beristirahat. Namun, aku yang masih bereuforia ini mengusulkan untuk wisata kuliner hehehe. Go food MIE KOBA
Mie Koba yang terkenal di Pangkal Pinang adalah Mie Koba Iskandar. Mie dengan kuah kaldu dan topping ikan. Enak sekali! Harganya juga tak mahal, hanya Rp. 12.000 atau dengan telur hanya Rp. 15.000. Menurutku bagi yang tak suka ikan, bakalan masih cocok lidahnya untuk makan mie ini. Kuah nya patut di acungi jempol. Sayang karena sudah lapar, aku terburu buru mengambil fotonya hihi dan hasilnya sedikit distorsi.
Kamis - 29 Oktober
Tak mau buang waktu, and then the journey began. Ke arah Sungailiat, disana ada banyak sekali tempat wisata terutama pantai-pantainya. Tujuan pertama ke Taman Bunga Celosia! katanya sih ini tempat wisata baru. Dan ya benar sekali, sangat ramai seperti lautan manusia. Memang dipintu masuk mengikuti protokol kesehatan, namun tentu saja saat berfoto orang orang melepas masker bukan? yah akupun begitu. Sebisa mungkin aku berfoto dengan menerapkan physical distancing, lalu memakai masker kembali ^^ 

  
Bunga warna warni secerah hati hihi, teriknya matahari tidak menghalangi pengunjung untuk mengambil jepretan foto. Kalo jaman now sih tempatnya "instagrammable"

Lanjut ke tempat lain! Ke Pantai Parai Tenggiri. Nama pantai ini berikan oleh presiden Soekarno. Sebenarnya ini merupakan private beach dan merupakan bagian dari kawasan resort, tiket masuknya Rp. 25.000 per orang dapat 1 botol air mineral. Menurutku ini worth bgt terbayar dengan pemandangannya yang WAH. Apalagi saat itu sepi, benar-benar seperti milik pribadi hihi. 
   
Hamparan laut dengan gradasi hijau biru, dengan bentangan pasir putih yang dihiasi berbagai batu-batu besar berwarna putih. Saat itu siang hari, namun angin berhembus lebih sedikit kencang. I Really enjoy the moment. Di sisi kiri juga ada The Rock Island. Berjalan ke arah kiri dan disana aku disuguhkan this beautiful scenery. Tak terhitung lagi foto dan video yang kuambil untuk mengabadikan keindahan ini. Hal ini membuatku sadar kalo Indonesia itu "Surga". Terlihat berlebihan but thats what i feel hehe.
Untuk mencapai the rock island, harus menapaki suatu jembatan. Namun aku tidak menuju kesana karena sudah lapar dan lemas, ah sayang sekali kalau di ingat jadi menyesal. Jadi kami hanya berfoto saja disekitar sana. 

Karena sudah pada kelaparan kami memutuskan untuk makan siang, di Pantai Batu Bedaun.  Pantai ini juga di kelola oleh hotel dan resto. Kenapa di sebut batu bedaun? karena jika dilihat dari kejauhan terdapat sebuah pulau kecil yang sebenarnya merupakan kumpulan batu dan disana ditumbuhi sebatang pohon berdaun. Tiket masuknya sangat terjangkau hanya Rp.5000.  
Saat itu di siang hari sedang banyak pelancong. Banyak juga yang berpiknik dengan menggelar tikar dan membawa bekal . Kebetulan saat itu kami makan di resto nya. Menu nya sangat banyak dan beragam. Sayang menurutku pribadi rasa dan harganya tidak sebanding. 

Lanjut setelah kenyang, kami sempat singgah ke de locomotief namun karena sudah 2 wisata pantai dan sudah kelelahan (alias kekenyangan)  kami tidak jadi masuk.  Fyi De locomotief ini berada di kawasan Pantai Tongaci. Selain merupakan tempat foto yang instagenic, juga terdapat penangkaran penyu. Mungkin next time jika rezeki aku akan menyempatkan diri kesana  ~ 
Selain beberapa tempat wisata diatas, juga ada wisata pantai lain yang cukup terkenal dan ikonik di Bangka seperti Pantai Matras dan Pantai Tikus Emas

Kami pun menuju ke arah pulang, eh tapi singgah lagi. Ke JEMBATAN EMASJembatan Emas merupakan salah satu ikon dari Bangka Belitung yang menghubungkan Kabupaten Bangka dan Kota Pangkal Pinang. Jembatan ini satu-satunya yang memakai teknologi bascule atau sistem buka tutup, di regional Sumatera lho. Kebetulan sekali saat itu jembatannya sedang terangkat! Wah kami beruntung. Sudah puas berfoto, saatnya istirahat!
Makan malamnya berkuliner ria lagi ~ Martabak Bangka! Kata Martabak dan Bangka seakan akan sudah tak bisa dipisahkan lagi. Martabak Bangka yang terkenal disini adalah Martabak Acau 89. Menu nya sangat beragam, sampai bingung milihnya. Ada martabak manis, martabak asin, dan martabak kering. Rasanya mantap dan khas. 

 
Bersambung ke artikel artikel selanjutnya yaa ~ semoga bisa menjadi referensi ^^


Minggu, 01 November 2020

Perjalanan Keluar Kota di Masa Pandemi COVID-19


 Selama ini selalu stay at home. Gak pernah keluar rumah kecuali benar benar perlu. Namun kali ini ada kesempatan dan suatu hal yang mengharuskan kami sekeluarga untuk keluar kota.  Wah pengalaman pertama  bagiku nih! Perjalanan keluar kota selama masa pandemi COVID-19.  
Kami akan ke Provinsi Bangka Belitung. Di awali dengan ke Kota Pangkal Pinang. 

Di mulai dengan searching tiket PDG TO PGK. Tiket termasuk “murah” selama pandemi. Tidak ada pilihan lain selain Lion Air, mempertimbangkan durasi dan jika transfer pesawat akan ribet karena kami sekeluarga dan ada anak kecil juga. Karena kami membawa banyak barang jadinya kami membeli bagasi, yah lumayan juga.

Ada beberapa syarat yang perlu di penuhi dalam penerbangan selama pandemi ini. Seperti dokumen tes rapid. Oleh karena itu, kami memutuskan tes rapid sebelum memesan tiket, karena ditakutkan kalo hasil tes nya reaktif dan tidak bisa terbang (?) hihi. Biaya tes rapid di klinik Rp.150.000

*atau bisa juga memesan tiket pesawat beserta tes rapid lion air group dengan biaya 100rb per orang dan bisa dilakukan H-1 atau hari H penerbangan*

Syarat lainnya yah tetap mengikuti protokol kesehatan untuk memakai masker, jaga jarak dsb.

Hasil dan surat nya keluar di hari itu juga. Tidak butuh waktu lama. Dan alhamdulillah hasilnya non reaktif! Cus aman.

Tiket telah dipesan, dan h-1 sebelum keberangkatan jangan lupa untuk download aplikasi eHAC Indonesia ya! Dan isi data datanya.

Bandara terlihat lebih sepi, yah sedikit rindu dengan hiruk pikuk aktivitas di bandara. 

Jangan lupa untuk selalu gunakan masker!

Pemandangan orang orang yang memakai masker dan faceshield dimana mana. Tidak sedikit melihat orang orang yang “dikit dikit semprot” desinfektan. 

Kami menunggu “cukup lama” di bandara soekarno hatta. Jadi lebih jarang makan dan minum karena perlu buka masker. Kami menunggu di bawah karena sepi. Barulah ketika 1jam sebelum boarding kami menuju gate pesawat kami! PANGKAL PINANG I’M COMINGGG

 

Oiyaa, saat sebelum boarding ke pesawat menuju PGK, semua penumpang diberikan faceshield lho oleh pihak maskapai/bandara (?) tapi karena aku sudah pakai faceshield bawa sebelumnya, jadi tidak ku ambil.

Perjalanan ke PGK ditempuh sekitar 1 jam.

Dan voila! Welcome to Pangkal Pinang ~


 Tunggu postingan selanjutnya ya !


Senin, 28 September 2020

Pandemi COVID-19

Alkisah di akhir 2019, terdapat suatu wabah virus corona di suatu negeri. Yang pada akhirnya diberi sebutan COVID-19. COVID-19 ini penyebarannya sangat masif sekali. Tidak memakan waktu lama virus ini menyebar ke seluruh penjuru dunia.

COVID-19 memiliki gejala yang ringan hingga berat. Waktu terus berlalu, dari 2019 menuju 2020.  Dan mulai menyebar ke tanah air.

Tidak henti-hentinya himbauan untuk menerapkan protokol kesehatan.

“Pakai masker”

“Cuci tangan”

“Jaga jarak alias physical distancing”

Tidak pernah terbayangkan sebelumnya, akan ada ‘libur panjang’ seperti ini. Rencana dan harapan yang sudah terucap di akhir tahun 2019 ini seakan-akan sudah pupus. 

“Aku mau ikut ini, aku mau ikut itu. Aku harus begini. Aku harus begitu” 

Pupus dengan kenyataan bahwa diharuskan untuk physical distancing, stay at home. Seperti berhibernasi?

Hehehe seperti beruang lucu yang berhibernasi, bedanya dengan manusia selain tidur, juga makan dan rebahan. 

Life still goes on

Roda kehidupan harus terus berjalan. Berbagai aktivitas dilakukan secara online alias daring. Istilah daring baru nge-trend akhir akhir ini lho. Siap atau tidak siap, ya gak tau. Harus disiapkan. Stay terus dengan hp, pake laptop yang harus selalu terhubung dengan jaringan koneksi internet. 

Meeting online. Dengan berbagai platform. Dari awalnya yang gak pernah kenal dengan “Zoom” jadi tau. Muncul juga istilah webinar alias web based seminar. 

Lalu, sudah beberapa bulan berlalu hingga 3 bulan lagi akan memasuki 2021. Ah tak terasa, bukan. Seketika, just ruminating all the time we spent. Sudah melakukan apa saja? Ngapain saja?

3 bulan pertama mungkin saja kita melakukan semua hal yang kita mau. Rebahan, begadang, main game, nonton film, main hp hingga 14 jam sehari mungkin. Ah tapi suatu kegiatan yang selalu sama pada akhirnya akan ada titik jenuh.

Mungkin harus ada beberapa kegiatan baru yang membuatku menjadi lebih produktif, lalu ku tuliskan dan ku rangkai menjadi sebuah list.

Mungkin tidak akan seproduktif orang-orang, mungkin ini hanya sebuah perubahan kecil. Tapi mari kita rasakan perbedaannya. 

Kadang titik jenuh menghampiri hingga pernah aku bertanya kenapa setiap orang mereka ngapain aja, barangkali bisa menjadi inspirasi. Hal baru lainnya mungkin.

Cuma mau bilang "jangan pernah berhenti, jangan mau terjebak dalam suatu dimensi"

Mengenai pandemi ini...aku tahu aku tak bisa menyalahkan siapa pun. Kita tak bisa menyalahkan siapa pun. Tidak tahu siapa yang salah, tidak tahu siapa yang benar. 

Semuanya sedang mengarungi lautan dengan gelombang masalah yang sama. Keluhan keluhan selalu terucap. Begitu pula dengan harapan dan doa.

Kita, cuma bisa bersyukur dengan semua hal yang ada. Mungkin dengan adanya pandemi, kita jadi lebih melek teknologi, jadi berpikir lebih kritis kedepannya, jadi lebih dekat dengan keluarga, jadi lebih belajar hemat, jadi belajar berbuat baik dan lebih peduli sesama, jadi lebih kreatif, jadi lebih explore hal baru mungkin, dan banyak hal lainnya yang tidak sempat tertuliskan olehku.

Akhir kata, kita tidak bisa menghindari ini, belajarlah menyesuaikan diri dengan ini. 

(Yah sebenarnya ini suatu tulisan yang juga di tujukan untuk diri sendiri)

Just want to say see you & thank you ^^ for visit this article.


Senin, 21 September 2020

Ketertarikan dengan Piano/Keyboard/Orgen (2), Belajar Otodidak?

Hai readers, 

Kebetulan aku mau ngelanjutin artikel sebelumnya.

Sebelumnya mau flashback lagi, sebetulnya aku duluan punya barangnya dulu di banding kemampuannya. 

Di beliin, dan tidak ada yang bisa bermain piano di rumah, jadinya daripada nganggur barangnya akupun ‘mencoba’ memainkannya. 

Awalnya kebanyakan orang belajar piano sejak dini, namun tidak menutup kemungkinan ‘kita’ gak bisa belajar. Yah dengan berbagai kesibukan, bermain piano dapat menjadi sebuah ‘hobi dan hiburan’. Hobi tidak selalu harus jago dibidang itu, bukan?

Bermain piano/keyboard/organ. Melihat deretan tuts hitam dan putih, dengan beberapa kombinasi sentuhannya dapat menghasilkan harmoni yang indah. 

Awalnya bingung, bagaimana cara nya orang-orang bermain dengan 2 tangan? It’s okey. Langkah awalnya bermainlah dengan perasaanmu, dengan hatimu. Mainkanlah suatu lagu favoritmu dengan satu tangan, lalu kugunakan tangan kananku. Anggap saja seperti menekan tuts-tuts yang ada di pianika ^^ Melatih feeling dulu. 

Kemudian aku merasa kurang puas, kemudian membaca berbagai tutorialnya di internet. Ada yang menampilkan sheet-sheet musik. Wah, aku bahkan buta not balok. Sampai sekarang sih. Hehehe. Mungkin lain kali akan ku pelajari (?)

Lalu ku coba beralih ke Youtube. Dan ku temukan berbagai tutorial disana. Video pertama yang ku coba mainkan ada video tutorial synthesia piano. Lalu segera dicoba dan diputar berulang-ulang, SAMPAI HAFAL. memang seniat itu. Yah walaupun untuk fingeringnya masih acak-acakan tapi sudah ‘dapat memainkan’ suatu potongan lagu itu sudah kemajuan yang membanggakan. Untuk synthesia, selain lagu pop juga banyak lagu lagu klasik. Aku sendiri mempelajari beberapa “potongan musik” klasik tsb seperti canon, fur elise, river flows in you, dan kiss the rain. Aku mempelajarinya karena suka dengan musik di part tsb.

Tapi memang mempelajari melalui synthesia lebih memerlukan waktu. Hingga kemudian...mulai bosan.

Sempat bosan, berasa banyak sekali lagu lagu baru yang bisa ingin di mainkan. Terutama lagu lagu pop karena kadang lagi suka aja dengan lagu itu.  Mulai melihat-lihat video lagi, dan i found something!

Pake chord aja! Yah bukan piano dong namanya, jadi nya kek keyboard jatuhnya. Tapi yaudah si sesuka nya aja. Awalnya aku gak tau ternyata chord bisa dimainkan di piano hihi kirain cuma bisa di gitar aja!

chord pada piano, contohnya chord C : C-E-G


Chord berfungsi sebagai bass dan dimainkan dengan tangan kiri. Sedangkan tangan kanan memainkan nada nya, sesuai feeling hehe. atau bisa juga tangan kanannya memakai chord sehingga yang dihasilkan berupa kombinasi ketukan ketukan chord. 

Sesuaikan chord nya dengan 'ketukan' pada musik. oh iya sangat banyak variasi dalam penggunaan chord ini. Tapi seperti nya sulit untuk dijelaskan hehe, apalagi aku juga belum pro sih. Misalnya nih: chord C bisa langsung tekan tuts : CEG secara bersamaan,  C-E,G  ,  CG-E dsb.

Gatau sih secara teori textbooknya gimana hihihi. Tapi that's all what i do.

Kalau susah, readers bisa kasih tempelan tulisan di setiap tuts nya seperti yang kulakukan!

C-D-E-F-G-A-B-C alias Do-Re-Mi-Fa-Sol-La-Si-Do

Jadi kalo lagi suka lagu itu, ya googling chord+judul lagu itu. Rata rata sih bisa diaplikasikan ke semua lagu kecuali musik klasik sih. Salahsatu musik klasik yang bisa menggunakan chord adalah "Canon".  Musik favorit ^^ 

Lumayan bisa "sok-sok an" main piano hahaha. Sebenarnya kalo ada yang nanya "bisa main piano?" aku bakal jawab "gak bisa" karena ya emang merasa mainin ini sesukanya saja dan kalo misalnya orang yang request ga bakal langsung bisa gitu aja. 

Tapi aku juga "kepedean sih" kadang ngupload video lagi mainin suatu lagu/musik, tapi bodo amat 😛 gas aja 


Sebenarnya banyak lagi sih hal lain tentang piano, seperti injakan dibawah piano yang membedakannya dengan keyboard/orgen, tapi mungkin lain waktu! See u dan Thank You ^^