search in the blog

Translate

Jumat, 27 November 2020

Pengalaman Jalan-Jalan ke Bangka Belitung - Edisi ke Bangka (3)

   

Sabtu, 7 November 2020
Start from Pangkal Pinang, Berbekal Google Maps and then the journey began! Perjalanan di tempuh dengan lancar namun kami beberapa kali tersesat! Hihihi. Tidak ada penunjuk arah maupun papan tulisan wisatanya. Memang destinasi kali ini bisa dibilang masih “baru”. Tersesat beberapa kali, dan bertanya ke beberapa orang. Keramahan Indonesia memang benar adanya bung. Walaupun adanya keterbatasan karena perbedaan logat bicara & bahasa daerah.

Menurut mas-mas yang sedang memakirkan motornya dan ibu-ibu yang sedang duduk-duduk depan rumahnya. Katanya kita memang salah arah dan cukup jauh juga. Aih! Padahal menurut google maps tadi saat di persimpangan belok kanan, ternyata harusnya lurus.
Balik lagi lalu bertanya ke penjual pisang molen yang akhirnya kita beli molennya dan enak, ternyata memang lurus.
Setelahnya ,google maps mengharuskan untuk belok kanan, beruntunglah setelah bertemu penduduk sekitar ternyata harusnya bukan belok kanan. Akhirnya mobil kita mundur karena gak bisa belok (jalan setapak).
Sudah mulai ada tanda-tanda bertuliskan Hutan Pelawan. Wah sempat baca di ulasan google sih! Yang memilih jalur melalui Hutan Pelawan daripada mengikuti arahan google maps. Nanya lagi, ke petugas wisata Hutan Pelawan dan katanya bisa lurus terus. Oiya usut punya usut, setelah baca lagi ulasan google, banyak juga yang tersesat dan katanya arahan google maps itu salah. Hehe. Walaupun google maps adalah sahabat baikku saat berwisata, alangkah baiknya juga baca baca ulasan yang ada, dan tanya-tanya orang sekitar ya ^^
Finally. Sampai juga di Gurun dan Danau Pelawan Namang yang saat itu hanya ada kami bertiga. Terkesima dengan pesonanya, sampai lupa dengan teriknya matahari. Foto-foto dulu sebelum ngebolang lebih jauh lagi. Sebelum turun ke hamparan gurun nya, rasanya berasa bakal harus jalan jauh. Eh ternyata saat dijalani gak kerasa. 
Gundukan batuan gurun cukup licin jadi alangkah baiknya untuk memakai sepatu ya. Hati-hati gak lucu kan kalau tergelincir. Kalo ngelangkah menuruni bebatuan ini harus yakin, gaboleh ragu-ragu. Karna pas ragu-ragu malah semakin besar peluang terperosoknya hahaha (pengalaman).
Jangan lupa pakai sunblock/sunscreen! Kalau bisa juga pakai topi untuk melindungi dari sengatan matahari.  
Kami menuju ke balik "bukit gundukan pasirnya" dan disanalah ada danaunya. Dari kejauhan sempat ngeliat juga ada 2 orang yang sedang "nambang" secara konvensional. Disinilah kami berfoto ria (lagi) karena disini batuan gurunnya sangat bagus sekali. .

Lanjut setelah puas di destinasi Gurun Pelawan saatnya ke next destination! Rencananya sih pengen singgah ke Hutan Pelawan biar sekalian tahu. Sayangnya tidak rezeki karena saat itu jam hampir menunjukkan jam 1. Aku ada acara fakultas online melalui zoom, adikku dan temannya cipa ada kelas kuliah pakar juga melalui zoom. Di takutkan tak ada sinyal disana. Sempat beli gorengan dan molen sebagai cemilan karena sudah kelaparan akhirnya mobil mulai melaju ke Danau Kaolin

Namunn... ada kisah lucu dibaliknya. Apesnya, kuliah online mereka diharuskan untuk on cam hehehe. Lalu segera cari rumah makan gak ketemu, akhirnya singgah di musholla SPBU HAHAHA. Biar background belakangnya tembok gitu. Berada disana panas juga bung, keringat sampe ngucur. Mau di mobil aja ntar boros bensin. Akhirnya kuliahnya selesai sampai jam 14.45 dan langsung gas ke Danau Kaolin. 
Di perjalanannya kami sudah disuguhkan berbagai pemandangan indah seperti perbukitan, bentangan lautan dengan gradasi hijau biru serta hamparan ilalang yang kata anak instagram sih “instagrammable”.
Tak terasa waktu berlalu,akhirnya kami sampai ke tempat tujuan. Tiket masuknya sangat terjangkau.

Danau Kaolin Bangka / Kolong Biru Nibung - Koba nan mempesona yang terlahir dari sebuah tragedi.
Danau ini merupakan lahan bekas tambang timah. Nampaknya alam selalu punya cara healing sendiri, “bermetamorfosis” menjadi destinasi yang membuat setiap orang terpukau.
Danau berwarna tosca disisi kiri dan danau berwana biru cerah di sisi kanan yang di kelilingi gundukan gundukan endapan mineral putih. Tak lupa, untuk mengabadikan setiap sudutnya. Yah walaupun ku tak pandai fotografi, tapi tanganku reflek untuk tetap mengambil berbagai jepretan foto. 
Untuk danau yang berwarna tosca di jadikan danau "Sepeda bebek-bebek an". 
Banyak spot-spot foto dan tulisan unik di danau ini. 
Btw keindahan danau ini juga dipengaruhi oleh pantulan sinar matahari yang ada , jadi waktu terbaik untuk kesini adalah siang hingga sore hari. Saran yang sama untuk menggunakan sepatu supaya lebih mantap dalam melangkahkan kaki hihi.
Fasilitas seperti rumah makan, toilet dan musholla juga tersedia. 
Makanan dan minuman yang dijual juga tidak terlalu mahal. Tidak memanfaatkan " oh ini tempat wisata". Seperti Thai tea yang kupesan, cukup merogoh kocek sebesar Rp. 10.000 saja. 
Semakin sore semakin banyak yang datang, karena sudah tidak panas. 

Menurutku, mengunjungi tempat ini merupakan pengalaman berharga dan meninggalkan kesan yang tak terlupakan. Yang lagi ke Pulau Bangka, aku sangat merekomendasikan untuk menyempatkan waktu kesini.

Tidak ada komentar: