search in the blog

Translate

Kamis, 12 November 2020

Pengalaman Jalan-Jalan ke Bangka Belitung - Edisi di Pulau Bangka (1)

Mumpung ada libur selama Rabu-Minggu di akhir bulan Oktober 2020, aku menyempatkan diri ke Pulau Bangka lalu Belitung di awal November. Terbang ke Pangkal Pinang/Bangka (PGK) pada hari Rabu, lalu di lanjutkan dengan Penerbangan ke Tanjung Pandan / Belitung pada hari Selasa depannya.

Sangat banyak sekali tempat wisata di Bangka Belitung ini lho.
Oiya! Jangan lupa sebelum berkunjung alangkah baiknya untuk googling-googling tempat wisatanya, tempat menarik yang dikunjungi, serta makanan/rumah makan yang khasnya ya! 

Rabu - 28 Oktober
Perjalanan ke Pangkal Pinang dengan pesawat. Kesan pertama ketika menginjakkan kaki ke tanah Bangka, wah sangat excited sekali. Arsitektur, desain exterior serta interior bandaranya sangat modern. Setelah sampai di kedatangan, aku melihat berbagai foto besar tempat wisata yang ada di Bangka. Wah banyak sekali, dan membuatku semakin tertarik untuk mengunjunginya.  
Selama di perjalanan di Kota Pangkal Pinang, aku melihat berbagai jenis rumah ibadah. Banyak kelenteng! tidak hanya kelenteng, ada juga gereja, pura, vihara dan masjid. Coba perhatikan rata-rata masjid di Bangka terutama di Kota Pangkal Pinang berwarna hijau lho! unik bukan. Musholla yang berada di tempat umum juga memiliki dinding yang di cat hijau.
Karena perjalanan sudah seharian, kami memutuskan untuk beristirahat. Namun, aku yang masih bereuforia ini mengusulkan untuk wisata kuliner hehehe. Go food MIE KOBA
Mie Koba yang terkenal di Pangkal Pinang adalah Mie Koba Iskandar. Mie dengan kuah kaldu dan topping ikan. Enak sekali! Harganya juga tak mahal, hanya Rp. 12.000 atau dengan telur hanya Rp. 15.000. Menurutku bagi yang tak suka ikan, bakalan masih cocok lidahnya untuk makan mie ini. Kuah nya patut di acungi jempol. Sayang karena sudah lapar, aku terburu buru mengambil fotonya hihi dan hasilnya sedikit distorsi.
Kamis - 29 Oktober
Tak mau buang waktu, and then the journey began. Ke arah Sungailiat, disana ada banyak sekali tempat wisata terutama pantai-pantainya. Tujuan pertama ke Taman Bunga Celosia! katanya sih ini tempat wisata baru. Dan ya benar sekali, sangat ramai seperti lautan manusia. Memang dipintu masuk mengikuti protokol kesehatan, namun tentu saja saat berfoto orang orang melepas masker bukan? yah akupun begitu. Sebisa mungkin aku berfoto dengan menerapkan physical distancing, lalu memakai masker kembali ^^ 

  
Bunga warna warni secerah hati hihi, teriknya matahari tidak menghalangi pengunjung untuk mengambil jepretan foto. Kalo jaman now sih tempatnya "instagrammable"

Lanjut ke tempat lain! Ke Pantai Parai Tenggiri. Nama pantai ini berikan oleh presiden Soekarno. Sebenarnya ini merupakan private beach dan merupakan bagian dari kawasan resort, tiket masuknya Rp. 25.000 per orang dapat 1 botol air mineral. Menurutku ini worth bgt terbayar dengan pemandangannya yang WAH. Apalagi saat itu sepi, benar-benar seperti milik pribadi hihi. 
   
Hamparan laut dengan gradasi hijau biru, dengan bentangan pasir putih yang dihiasi berbagai batu-batu besar berwarna putih. Saat itu siang hari, namun angin berhembus lebih sedikit kencang. I Really enjoy the moment. Di sisi kiri juga ada The Rock Island. Berjalan ke arah kiri dan disana aku disuguhkan this beautiful scenery. Tak terhitung lagi foto dan video yang kuambil untuk mengabadikan keindahan ini. Hal ini membuatku sadar kalo Indonesia itu "Surga". Terlihat berlebihan but thats what i feel hehe.
Untuk mencapai the rock island, harus menapaki suatu jembatan. Namun aku tidak menuju kesana karena sudah lapar dan lemas, ah sayang sekali kalau di ingat jadi menyesal. Jadi kami hanya berfoto saja disekitar sana. 

Karena sudah pada kelaparan kami memutuskan untuk makan siang, di Pantai Batu Bedaun.  Pantai ini juga di kelola oleh hotel dan resto. Kenapa di sebut batu bedaun? karena jika dilihat dari kejauhan terdapat sebuah pulau kecil yang sebenarnya merupakan kumpulan batu dan disana ditumbuhi sebatang pohon berdaun. Tiket masuknya sangat terjangkau hanya Rp.5000.  
Saat itu di siang hari sedang banyak pelancong. Banyak juga yang berpiknik dengan menggelar tikar dan membawa bekal . Kebetulan saat itu kami makan di resto nya. Menu nya sangat banyak dan beragam. Sayang menurutku pribadi rasa dan harganya tidak sebanding. 

Lanjut setelah kenyang, kami sempat singgah ke de locomotief namun karena sudah 2 wisata pantai dan sudah kelelahan (alias kekenyangan)  kami tidak jadi masuk.  Fyi De locomotief ini berada di kawasan Pantai Tongaci. Selain merupakan tempat foto yang instagenic, juga terdapat penangkaran penyu. Mungkin next time jika rezeki aku akan menyempatkan diri kesana  ~ 
Selain beberapa tempat wisata diatas, juga ada wisata pantai lain yang cukup terkenal dan ikonik di Bangka seperti Pantai Matras dan Pantai Tikus Emas

Kami pun menuju ke arah pulang, eh tapi singgah lagi. Ke JEMBATAN EMASJembatan Emas merupakan salah satu ikon dari Bangka Belitung yang menghubungkan Kabupaten Bangka dan Kota Pangkal Pinang. Jembatan ini satu-satunya yang memakai teknologi bascule atau sistem buka tutup, di regional Sumatera lho. Kebetulan sekali saat itu jembatannya sedang terangkat! Wah kami beruntung. Sudah puas berfoto, saatnya istirahat!
Makan malamnya berkuliner ria lagi ~ Martabak Bangka! Kata Martabak dan Bangka seakan akan sudah tak bisa dipisahkan lagi. Martabak Bangka yang terkenal disini adalah Martabak Acau 89. Menu nya sangat beragam, sampai bingung milihnya. Ada martabak manis, martabak asin, dan martabak kering. Rasanya mantap dan khas. 

 
Bersambung ke artikel artikel selanjutnya yaa ~ semoga bisa menjadi referensi ^^


Tidak ada komentar: