search in the blog

Translate

Senin, 22 Juli 2013

Pengalaman Jalan Jalan Ke Bukitinggi

Pertama maaf untuk sebelumnya karena baru bisa post tentang ini sekarang ...

          Bukitinggi adalah salahsatu kota di Sumatera Barat.  Kota ini disebut SISTER CITYnya Seremban MalaysiaKota ini pernah menjadi ibukota pemerintahan darurat lho. Oh ya Pas jamannya Moh Hatta , makanya di Bukitinggi ada patungnya,museumnya dll. Kota ini dijuluki Kota "Paris van Sumatera" atau "Paris van Andalas" yah kayak Bandung (paris van java) dan malang (paris van east java). Kabar nya sih katanya juga Kota Wisata.
        Simbol Kota ini yang terkenal adalah JAM GADANG ya tentu saja. Jam ini uniknya angka 4 romawinya IIII. Oh ya Jam Gadang itu bisa di masuki juga lho (nanti ya ceritanya di bawah).

MY VACATION ~~ Day 1

1.Jam Gadang
     Gak afdol rasanya kalau mau ke Bukitinggi gak kesini. Ini kan yang menjadi lambang kotanya. Di sekitar situ banyak jualan souvenir2,jasa foto foto,jasa melukis dll deh yang penasaran kesana aja :D . Oh iya kalau mau masuk ke dalam sana juga bisa. Ya Tinggal bayar sekitar Rp.30.000/per orang sudah bisa masuk jam gadang. Mau masuk kesana tantangan lho karena tangganya yang sangaaat banyak jadi capek deh. Di dalamnya ada mesin jamnya dari masa jepang yang masih berfungsi sampai sekarang hingga lonceng nya yang akan berbunyi setiap 30 menit. Dari atasnya kita bisa melihat pemandangan alam yang WOW. Gunung gunung sejuk dan ramai nya orang berkunjung.

(Sebenarnya sih bisa lihat pemandangan secara langsung tapi foto ini pas masih di dalemnya)






2.langsung ke Benteng Fort the Kock
     Kalau ini sih gak terlalu jauh dari jam gadangnya. oh iya benteng ini juga menyatu sama Taman Budaya Kinantan (Kebun Binatang) tapi cuma jenis jenis burung burung aja. Di daerah sini juga di sediakan penyewaan tikar jadi kita duduk disitu dulu nah kalau udahan tinggal ongkosnya :p. Disini masih banyak bekas bekas meriamnya lho,


3.Taman Budaya Kinantan (Kebun Binatang Bukitinggi)
     Katanya sih kebun binatang terlengkap di Sumatera. Eh tapi ya pas admin jalan jalan kesana gak terlalu tertarik lihat lihat semua jenis koleksi binatangnya :D mungkin pengaruh capek kali ya. Area jenis burung dan jenis binatang lainnya di hubungkan oleh JEMBATAN LIMPAPEH. Setiap mau ke tengah rasanya jembatan itu seperti meliuk liuk -_-''. 

*RUMAH ADAT BAANJUANG
     Masih di dalam kebun binatang ada rumah adat Baanjuang. Kayak nyimpan koleksi koleksi lah. Uniknya disini nih disewakan baju baju adatnya jadi bisa berfoto ala Minangkabau deh .. hehehe . Oh ya disini juga banyak jasa photo.


Ini nih pas di depan rumah adatnya sama pas pakai baju adatnya -_- ga cocok ya






*Melihat beberapa binatang ~~~ (no post) 

3.Lubang Jepang
     Sebenarnya kaki capek banget tapi sekalian lah kesana. Akhirnya karena itu dekat dari jam gadang juga langsung deh kesana. Pas udah masuk dan tahu ternyata gua nya Luaaaas ga jadi masuk deh '.' jadinya cuma foto foto di depannya aja . 

4.Great Wall
     Bayangkan masuk ke gua aja ga mampu apalagi great wall. Akhirnya cuma liat pemandangan Ngarai Sianok deh. Mau liat gambarnya googling aja ya :D


MY VACATION~~DAY 2

1.Jam Gadang lagi
     Foto foto lagi dengan baju lain :p sayang kesana kalau cuma foto sekali

2.Pasar Ateh
      Tepat di depan jam gadang. Kayak bangunan sih. Dalamnya banyak jual bordiran khas Bukitinggi. Bawahnya banyak pernik2 buat oleh oleh. Ada sendalnya,gantungannya,dll sangat banyak :p


~~~~ Karena waktu cuma 2 hari akhirnya pulang deh ~~~~ TAMAT

Kamis, 04 Juli 2013

Film ALIVE tentang sekelompok orang berjuang keras bertahan hidup di pegunungan Andes



Alive:

kisah nyata 72 hari brtahan hidup di pegunungan andes




Kisah nyata pengalaman sekelompok Tim Rugby mahasiswa dari URUGUAY yang dalam perjalanan ke Peru, pesawat yang mereka tumpangi jatuh di Pegunungan Andes. Dalam kecelakaan ini, tidak semua penumpang tewas. Mereka yang bertahan hidup inilah yang akhirnya harus melewati pertarungan batin yang mengerikan dan tidak dapat mereka bayangkan sebelumnya, hingga akhirnya yang tersisa hanya 16 orang yang dapat diselamatkan dengan kondisi fisik yang sangat memperihatinkan.


Kisah bermula dari keinginan sekelompok Tim Rugby mahasiswa yang ingin mengadakan pertandingan kembali di Peru. Mereka lantas menyewa sebuah pesawat terbang bernama Fairchild. Dalam perjalanan dari Uruguay menuju Peru, pesawat yang mereka sewa terpaksa melakukan pendaratan di Argentina, karena cuaca buruk di atas pegunungan Andes. Pertemuan antara panas matahari bertemu dengan udara dingin Pegunungan Andes di siang hari dapat membahayakan pesawat manapun yang melintas diatasnya. Mereka bermalam di Argentina selama 1 malam. 

Keesokan harinya mereka melanjutkan perjalanan dengan pesawat yang mereka sewa tersebut. 
Sekelompok mahasiswa ini berusia antara 20 tahunan dengan tubuh tinggi besar layaknya pemain rugby. Namun keceriaan mereka berubah seketika, sewaktu melewati puncak Gunung Andes pesawat yang mereka sewa tersebut mengalami gangguan mesin, dan akhirnya Fairchild jatuh tepat diatas salah satu puncak tertinggi Andes. Pesawat terseret sangat jauh dan mendarat dengan lambung pesawat. Fairchild akhirnya berhenti setelah menabrak sebuah bukit salju. Ekor pesawat terpisah dari badan pesawat, dan kedua sayap pesawat pun sudah tidak lagi menyatu dengan badan pesawat. Fairchild terlihat seperti cacing dari kejauhan, kira – kira begitulah yang digambarkan seorang paranormal yang ikut melakukan pencarian.

Dari empat puluh lima penumpang hanya tiga puluh tiga orang selamat dari kecelakaan itu. Lima meninggal pada keesokan harinya. Mereka yang selamat termasuk banyak orang yang kemudian meninggal akibat luka-luka mereka. Pilot mereka adalah di antara orang yang tewas, melainkan co-pilot masih hidup. 
Dengan suhu turun sampai tiga puluh di bawah nol pada malam hari, kondisi yang brutal dan lima tambahan orang meninggal pada malam pertama.
Orang yang telah tewas diseret ke luar ke bagian belakang pesawat dan dimakamkan di salju yang membantu tubuh mereka tetap utuh dan tidak busuk, termasuk Parrada Nando yang sebenarnya masih hidup dalam keadaan koma yang berlangsung tiga hari. Ketika ia terbangun, ia menemukan bahwa ibu dan adiknya tewas dalam kecelakaan itu.
Mereka yang selamat menghadapi realitas baru mereka harus bertahan hidup dengan persediaan makanan terbatas. Air minum mereka didapat dari mengumpulkan salju ke lembaran besi tua untuk membiarkannya meleleh di bawah sinar matahari dan kemudian mengumpulkannya dalam botol anggur kosong. Tetapi mereka tidak memiliki obat atau perlengkapan pertolongan pertama untuk membantu orang yang terluka dan dokter yang berada di pesawat sudah tewas. Untuk membuat keadaan lebih buruk, mereka hanya memiliki sekaleng sarden, beberapa permen, dan beberapa anggur untuk dibagi antara korban selamat yang tersisa yang tentu saja tidak berlangsung lama. Dengan tidak adamakanan, tidak ada hewan untuk ditangkap. Lalu seseorang diantara mereka mengambil inisiatif untuk mencari makanan lain yang lebih berenergi untuk dapat bertahan hidup. Dialah seorang mahasiswa kedokteran Roberto cannesa, ia mengambil potongan pesawat yang dapat dijadikan pisau dan tanpa ragu memotong daging jenazah korban menjadi potongan – potongan sebesar kotak korek api. Mereka semua tentu tak dapat membayangkan hal ini dapat terjadi, namun bantuan belum tentu akan datang keesokan harinya, dengan ragu – ragu satu persatu dari mereka akhirnya menyerah kepada rasa lapar yang amat sangat, dan memakan daging manusia itu mentah – mentah yang telah dikeringkan di atas atap.

(foto asli: setelah berhasil keluar dari timbunan salju)

(foto asli: setelah keluar dari longsoran salju)




( dalam film: canessa memotong tubuh temanya yang tewas)

Beberapa pesawat pencari dalam hari – hari berikutnya melintas diatas Fairchild yang jatuh dan semua dengan bersemangat melambaikan tangan, namun pilot pencari kesulitan menemukan lokasi mereka karena pesawat itu bercat putih dan menyatu dengan salju. Beberapa orang lantas membuat tanda SOS dari lipstik yang mereka temukan dari tas penumpang, namun baru menyelesaikan huruf S yang pertama, mereka menyerah karena merasa itu tidak akan berhasil.Dari reruntuhan mereka mampu menemukan obeng, kapak, dan sebuah radio transistor yang masih berfungsi namun baterainya akan habis beberapa hari lagi.

Pada hari ke 28, salju longsor menghantam mereka tanpa peringatan dan mengisi bagian dalam pesawat di mana mereka sedang tidur. Delapan dari dua puluh tujuh korban selamat yang tersisa meninggal karena sesak napas di tertimbun salju. Sembilan belas orang terjebak dalam pesawat dan harus keluar meninggalkan bagian dalam pesawat untuk mendapatkan oksigen setelah terjebak di sana selama tiga hari, sampai akhirnya Nando mampu menyodok lubang atap pesawat dengan batang logam. Setelah tiga orang menyusul tewas, diputuskan mengambil risiko melakukan ekspedisi untuk melihat apakah ada sesuatu yang mampu menolong mereka. Beberapa orang berjalan jauh dan menemukan bagian ekor pesawat. Disana terdapat korban lain yang telah tewas tetapi mereka seperti menemukan harta karun disana, sebuah baterai dan koper berisi makanan serta memberikan beberapa peralatan lain untuk mereka. tapi mereka tak bisa membawa semua barang hingga mereka kembali dan membawa beberapa orang lagi untuk membantu mengangkut “harta karun” tadi.


Mereka menghubungkan baterai yang ditemukan tadi dengan radio transistor, lewat radio mereka mendengar bahwa tim penyelamat menghentikan pencarian mereka. Alangkah putus asanya mereka. Akhirnya kelompok ini memutuskan bahwa sekelompok kecil penjelajah harus melakukan perjalanan melalui pegunungan untuk mencari pertolongan. Mereka mengirim tim ekspedisi ketiga yang terdiri dari Roberto Canessa, Nando Parrado dan Vizitin. Berbekal kantong tidur darurat dan sekantong daging manusia untuk persediaan 3 hari merekaberangkat ke barat untuk mendaki gunung kaki 14.447 dalam usaha putus asa untuk menemukan pertolongan untuk mereka semua. 
Karena co-pilot telah keliru mengatakan kepada mereka bahwa posisi yang salah, sehingga mereka pikir mereka hanya harus berjalan beberapa kilometer untuk mencari bantuan. Tapi bukannya di Chile seperti mereka berpikir, mereka masih di Argentina dan bermil-mil lebih jauh daripada yang mereka pikir. Dalam perjalanan panjang ini seorang diantara mereka tak sanggup melanjutkan perjalanan, dan ketika itu Nando Parrado yang paling bersemangat naik ke atas sebuah batu dipuncak dan dari kejauhan ia melihat ada bagian gunung yang tidak tertutup salju dengan jarak tempuh sekitar 10 hari. Dengan berbekal daging manusia yang mereka bawa rasanya tidak mungkin untuk mencapai daerah itu dengan bekal yang hanya cukup untuk 3 hari, Nando Parrado lalu mengirim pulang Vizitin dari tim, untuk mengambil seluruh perbekalan.
Kini hanya tinggal Nando Parrado dan Roberto Canessa yang melanjutkan perjalanan, meksipun Roberto Canessa seringkali menyerah dan tidak sanggup lagi berjalan. Setelah berhari – hari lamanya mereka berjalan, Nando terpeleset dan meluncur jauh hampir ke kaki gunung namun ia selamat dan tidak terluka, Canessa menyusulnya. Mereka melanjutkan lagi perjalanan itu hingga menemukan sungai gletser, dan suhu disana lebih hangat dari sebelumnya menjadikan daging – daging yang mereka bawa mulai membusuk, dan karena itulah Canessa terserang diare. Nando Parrado tetap bersemangat hingga dia menemukan padang rumput beserta kawanan sapi dan dia yakin bahwa pasti ada pemiliknya. saking laparnya mereka memakan rumput seperti sapi-sapi itu.

( dalam film : nando dan canessa memakan rumput liar karena lapar )

Keesokan harinya Nando melihat pengembala berkuda menggiring sapi – sapi tersebut namun pengembala itu melihatnya dan berjanji akan kembali. Seorang Pengembala itu kembali dan melemparkan kertas ke seberang sungai tempat Nando berdiri, dan Nando menuliskan bahwa mereka adalah korban pesawat Fairchild, dan 14 orang masih menunggu di atas puncak Andes. Pengembala itu kembali dan akhirnya Nando Parrado dan Roberto Canessa dibawa ke rumah singgah di kaki gunung itu, dan untuk pertama kalinya setelah 72 hari, mereka dapat memakan sesuatu selain daging manusia. Nando dan Roberto hanya mengatakan bahwa mereka dapat bertahan karena memakan coklat yang dibeli ketika transit di Argentina. Bantuan datang beberapa hari setelahnya untuk mengangkut semua korban yang menunggu di puncak Andes itu. Keluarga dan orang tua korban yang terus – menerus mencari selama lebih dari 2 bulan itu sampai mendapat julukan “Orang gila yang mencari anaknya”. Dengan Helikopter Kepolisian di Peru dan Nando Parrado sebagai penunjuk jalan, mereka segera ke lokasi badan pesawat, ternyata mereka selama ini berada di ketinggian 13.500 m dan sulit dibayangkan dapat bertahan selama itu. Ketika semua sudah terselamatkan, semua korban yang selamat dibawa ke Rumah Sakit setempat. Kondisi mereka sangat menyedihkan bagai tulang yang hanya dilapisi kulit, tidak terlihat seperti seorang pemain Rugby yang bertubuh besar. Sebagian besar diantara mereka menceritakan semua pengalaman selama 72 hari itu termasuk ketika harus memakan daging teman – teman mereka sendiri. Meskipun sangat terkejut, namun hal itu pada akhirnya dapat diterima karena tidak ada apapun diatas puncak Andes selain hamparan es. Antropopagi (kanibalisme) yang terjadi ini dapat diterima, bahkan oleh orang tua yang tahu bahwa anaknya yang meninggal telah dimakan, namun itu semua telah menyelamatkan ke 16 korban selamat lainnya.


( 9 dari 19 penumpang yang selamat )

( reunion of andes )

Kini mereka semua telah berusia sekitar 50tahunan, dan setiap tahun mereka mengunjungi “rumah” mereka selama 72 hari itu di atas puncak Andes untuk mengenang teman dan keluarga mereka yang tewas. Atas kejadian itu, kini mereka benar – benar menghargai hidup. Nando Parrado telah sukses sebagai CEO dari beberapa perusahaan di URUGUAY. Cerita ini digambarkan sangat baik oleh Piers Paul Read yang membawa pembaca larut dalam perjuangan para korban. berjudul ALIVE ini sudah diangkat ke layar lebar dengan judul sama ALIVE yang dibintangi Ethan Hawke pada tahun 1993.

Rabu, 03 Juli 2013

Pengalaman Jalan Jalan Ke Pantai Gandoria di Padang Pariaman dengan Kereta

Waktu itu aku pergi kesana mendadak .. saat liburan (liburnya cuma seminggu dikurang hari Senin) Tepatnya di hari Sabtu. Ya sebenarnya hari sabtu itu harus ke sekolah untuk liat penempatan kelas baru tapi aku ga ikut jadii yaudah ....

Kembali lagi ......

Jam Setengah 9 kereta sudah berangkat. Jadi kami segera menuju ke stasiun keretanya (ada di dekat SIMPANG HARU) Ya waktu itu kamilah yang paling terlambat memesan tiket. Makanya itulah di katakan mendadak karena memang ga ada rencana sebelumnya mau ke sana ... (rencana sebenarnya mau ke Bukitinggi karena belum pernah kesana tapi ga jadi ._.) 

Karena Sudah mau berangkat jadi ternyata tiket EXECUTIVE nya habis yaaah :( ga kebayang kan kalau mau naik EKONOMI sempit sempitan dan panas panasan .. Eh tapi karena udah niat banget akhirnya Nekat ! :D

Tiketnya sangat sangat terjangkau loh ! untuk ongkos pergi Ekonomi per orang cuma Rp.10.000,00 (untuk ongkos pergi aja loh) nah lebih bagus mending beli tiketnya sekalian pulang pergi .. Oh ya waktu itu aku naik Kereta DANGTUANKU .. kalau kereta Dangtuanku sih ada beberapa gerbong eksekutifnya. Kalau kereta ini jadwalnya cuma jam setengah 9 udah berangkat dan pulangnya jam 4 :s 

Kembali lagi ........

Kami pun terburu buru masuk ke kereta karena udah terlambattt .. dan akhirnya yeah! berhasill
Awalnya kami bingung mencari cari nomer tempat duduknya dan kami kira itu merupakan gerbong eksekutif karena ada ACnya .. kami pun bingung dan bertanya kepada petugasnya ... Nah ternyata teman teman, disini tempat duduknya acak jadi ga terlalu di pentingin seat berapa yang perlu itu cuma gerbong yang mana aja Kata orangnya sih "ini acak yang penting santai dan gembira" ... begitu ketika ada orang yang protes. Banyak juga sih yang kesal sama orang mrotes .. kayak hidup di luar negeri aja :p padahal kalau misalnya dia yang melanggar dia juga sama aja -_-

okeh .. Kondisi gerbong ekonominya lumayan bagus .. ACnya banyak sehingga perjalanan terasa nyaman .. kursinya juga lumayan .. Dalam 1 gerbong ada 1 kamar mandi. Oh ya perjalanannya sekitar satu setengah jam jadi :D 1 jam 30 menit ....

Dalam perjalanan kita melihat perkampungan dan sering melewati sungaii .. hii tapi bagus loo .. apalagi ada yang gak ada pembatasnya ... oke deh DISINGKAT !

Sesampainya di Stasiun yang di padang pariaman sangat wah ! dari kejauhan pantainya kebiru biruan .. sesampainya di pintu utama kita langsung foto foto ... PERLU DI INGATKAN di sini Masuknya gak di pungut biaya
Ini foto pintu masuknya

Setelah itu foto di jembatannya ---____--- ada di bagian kiri


Di dalamnya banyak penjual penjual ... banyak jual keripik dan makanan makanan kecil. Seperti Sala,udang,kepiting (dalam bentuk crispy ga tahu namanya apa -_-) ini foto dibawahnya :

Diatas itu lah salah satu penjual nya 


Lanjutttt ?? LANJUTTTTTTT

Pantai ini sangat luas jadi kalau mau tahu harus naik kereta wisata cuma Rp.5000/orang .. cukup terjangkau karena area yang di lewati sangat jauh ... Oh ya pantai ini merupakan tempat perayaan TABUIK setiap tahunnya .. Tabuik yakni untung memperingati Hasan husen sangat perang di Karbela. Disana ada dua patung tabuik seperti pintu masuk .. seperti di bawah ini
Diatas merupakan patung TABUIK nya 


DISINGKAT ~

Adzan Zhuhur ~ jangan khawatir di sana ada masjid .. setelah sholat segera kami jalan jalan ke daerah kiri melewati Rel .. Disana ada Pasar kata nya sih terkenal makanya sempat kesana ... tapi kami cuma ke Plazanya aja. jalan jalan sampai mau jam 3 kembali ke daerah pantai makan lagi dan siap siap menunggu kereta mau pulangg

~~~~~~~~~~~~~~~

Naik kereta Api Nih fotonya dan kondisi seatnya
Kursinya

Ada AC nya

Lewat Sungai


foto di atas ini saat melewati patung dekat basko grand mall

Sungai terakhir yang di lewati



TERIMA KASIH TELAH MEMBACA SEMUANYA SEMOGA BERGUNA :)